Kesenian Pencak Silat dan Bantengan Sebaluh

Komunitas Bantengan di Dusun Sebaluh

Komunitas Bantengan Rukun Santoso


No. Induk 431/0462/421.108/2014


             Di Dusun Sebaluh, Desa Pandesari terdapat komunitas kesenian pencak silat dan bantengan bernama Rukun Santoso. Komunitas bantengan Rukun Santoso terbentuk pada tahun 2012.Dalam komunitas bantengan Rukun Santoso terdapat struktur kepengurusan, yakni Bapak Sanari sebagai ketua, Bapak Amir sebagai pengurus, dan Bapak Sony sebagai bendahara. Bantengan Rukun Santoso mempunyai anggota sebanyak 80 orang dan rata-rata usia mereka dibawah 55 tahun.
            Rukun Santoso berasal dari dua kata yaitu rukun yang berarti menyatu dan santosa (sentosa) yang berarti makmur. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa komunitas bantengan Rukun Santoso menginginkan komunitas serta anggotanya rukun dan makmur. Terdapat hal yang membuat bantengan Rukun Santoso berbeda dengan komunitas bantengan lainnya, yaitu bantengan Rukun Santoso selalu melakukan ritual berdoa di punden sebelum melakukan pertunjukan. Hal ini dipercaya dapat memberikan kelancaran serta keselamatan bagi pemain bantengan serta penonton selama berlangsungnya pertunjukan bantengan. Menurut Bapak Amir (selaku pengurus bantengan Rukun Santoso), mengenai kejadian kerasukan yang membawa arwah seperti macan, anak kecil dan seorang pria tua diakui sebagai salah satu cara menaklukkan kedua arwah tersebut saat pertunjukan berlangsung.Hingga kini dipercaya dapat memunculkan pamor tersendiri bagi bantengan Rukun Santoso.
            Rukun Santoso merupakan komunitas yang menaungi kesenian pencak silat dan bantengan di Dusun Sebaluh. Tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk menjadi salah satu anggota dari komunitas Rukun Santoso. Selain itu, apabila akan diadakan pertunjukkan bantengan, pemainnya pun melakukannya secara sukarela bergantung dari keinginan individu.
            Komunitas Bantengan Rukun Santoso memunyai 10 kepala banteng yang hanya digunakan oleh satu orang tiap kepala bantengnya.Hal ini dikarenakan pemain dengan kepala banteng yang digunakan merasa sudah memunyai keterikatan tersendiri.Selain itu, mereka juga memunyai pecut yang digunakan selama pertunjukan bantengan berlangsung.Fungsi dari pecut adalah sebagai pemanggil dan pemulang arwah. Pemain bantengan di komunitas Rukun Santoso tidak dapat bertukar posisi antara pemegang kepala banteng dan ekor banteng. Biasanya, pertunjukan bantengan Rukun Santoso dilaksanakan di punden, tujuannya untuk mempermudah akses meminta kelancaran dan keselamatan selama pertunjukan bantengan berlangsung kepada arwah leluhur.Apabila pertunjukan bantengan dilaksanakan di tempat yang sedikit jauh dari punden misalnyalapangan, pemain tetap harus berdoa di punden terlebih dahulu untuk meminta kelancaran dan keselamatan. Komunitas Bantengan Rukun Santoso hanya melakukan latihan ketika akan diadakan pertunjukan.Bapak Amir selaku ketua bantengan Rukun Santoso beralamatkan di Dusun Sebaluh RT 21(Coban Rondo) Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.