Tiga Komunitas Bantengan di Dusun Krajan
I. Komunitas Bantengan Manunggal Jaya
I. Komunitas Bantengan Manunggal Jaya
Manunggal Jaya (D’pandors) merupakan kesenian pencak silat dan bantengan di Dusun Krajan. Kesenian Manunggal Jaya memunyai struktur organisasi yang dipimpin oleh Bapak Wiranto, dibendaharai oleh Bapak Wito, di bagian humas dipegang oleh Bapak Dendi dan Jaya, sedangkan di bagian perlengkapan dipegang oleh Bapak Karman. Komunitas Manunggal Jaya beranggotakan 102 orang, baik laki-laki maupun perempuan. Anggota resmi Manuggal Jaya yang terdaftar harus memunyai KTP.
Filosofi
nama bantengan Manunggal Jaya berasal dari arti kata Manunggal yaitu satu,
sedangkan Jaya berarti sukses atau berhasil. Manunggal Jaya didirikan pada tahun 1998 yang diwariskan secara turun temurun hingga saat ini
yang diketuai oleh Bapak Wiranto yang sebelumnya
bernama Catur Tunggal Jaya. Bapak Wiranto
mendirikan komunitas bantengan Manunggal
Jaya untuk melestarikan budaya bantengan di
Desa Pandesari. Hal yang menjadikan bantengan Manunggal Jaya berbeda dengan
komunitas bantengan yang lain terletak pada ritual pembacaan doa. Selain itu
komunitas bantengan Manunggal Jaya memunyai pertunjukan lain yaitu kuda
lumping. Ritual awal sebelum melakukan pertunjukan bantengan adalah membakar kemenyan dan menabur bunga
diteruskan dengan doa-doa. Kebanyakan dari anggota jarang berlatih untuk
bermain bantengan, rata-rata dari mereka belajar dengan melihat senior yang
pernah bermain sebelumnya atau secara otodidak. Semua orang dapat menjadi
anggota bantengan, dengan syarat
memunyai kemauan dan memunyai keinginan
belajar untuk melestarikan kesenian bantengan.
Peralatan
yang digunakan pada saat pertunjukan maupun latihan adalah Gendang, jaipong,
keyboard, ketipung, koneng(alat musik gamelan bernada tinggi), jidor, 22 Kepala
Bantengan, Macan 5 buah, cemeti dengan berbagai ukuran dan warna. Bapak Wiranto selaku ketua bantengan Manunggal Jaya
beralamatkan di Lor Sawah Dusun Krajan RT 38 RW 07 Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang.
Mataram merupakan kesenian pencak silat dan bantengan di Dusun Krajan. Kesenian Mataram memunyai struktur organisasi yang dipimpin oleh Bapak Iskamad Kandar, dibendaharai oleh Bapak Huri, Sekretaris dipegang oleh Arif, di bagian humas dipegang oleh Bapak Mulyono, sedangkan di bagian perlengkapan dipegang oleh Bapak Oki. Kesenian bantengan Mataram beranggotakan 45 orang.
Filosofi
dari nama Mataram berasal dari pedukuhan
yang menganut ajaran Mataram dan pada saat
pertunjukan berlangsung,
adasalah satuorang
kesurupan yang menyebut nama Mataram.Hal yang menjadikan
bantengan Mataram berbeda dengan komunitas bantengan yang lain terletak pada
segi pementasannya,
pencak silat dari segi penyembuhan atau doa. Anggota dari kesenian ini kebanyakan
dari kalangan remaja dan orang
tua.Semua anggotanya memunyai
keahlian sebelum masuk ke komunitas bantengan Mataram. Tetapi, tidak semua
pemain dapat menjadi pemain sebagai kepala
banteng.Ritual awal dari bantengan Mataram biasanya meminta izin terlebih dahulu ke
sesepuh di punden dan menyalakan menyan atau sesaji.
Peralatan
yang digunakan pada saat pertunjukan maupun latihan adalah 14 kepala banteng, 4 macan,
ketipung, jidor, cemeti.Latihan bantengan Mataram biasa dilakukan Sabtu Kliwon
di Punden. Bapak Iskamad Kandar selaku
ketua bantengan Mataram beralamatkan di Jalan Paralayang Bonbayi Dusun Krajan
RT 35 RW 07 Desa Pandesari Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang.
III. Komunitas Bantengan Mulyo Joyo
Mulyo Joyo merupakan kesenian pencak silat dan bantengan di Dusun Krajan. Kesenian tersebut diketuai oleh Bapak Sudar dan Bapak Prasetyo, dibendaharai oleh Bapak A. Yusuf, sedangkan sekretaris dipegang oleh Bapak Hadi, Humas dari komunitas ini adalah Bapak Napis dan Penanggung jawabnya adalah Bapak Atim.Komunitas Mulyo Joyo beranggotakan 40 orang, baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Pada
awalnya Pak Atim selaku penanggung jawab dari bantengan Mulyo Joyo ingin
mendirikan sebuah komunitas bantengan sendiri untuk menampung aspirasi dari
masyarakat Krajan Pandesari yang ingin melestarikan kesenian bantengan. Rencana
tersebut disetujui oleh warga dusun Krajan dan berdirilah komunitas bantengan
“Mulyo Joyo” pada tanggal 01 Januari 2013. Filosofi dari nama Mulyo Joyo berarti
bantengan yang mulya dan berjaya. Ciri khas bantengan Mulyo Joyo mengikuti
peraturan yang dianut oleh paguyuban tersebut. Tetapi yang membedakan dari
bantengan lain yang ada di Krajan Pandesari sendiri adalah terletak pada cara
penyembuhan dan doa yang berbeda dari masing-masing komunitas, karena setiap komunnitas bantengan memiliki sesepuh yang berbeda-beda dan
peraturan yang berbeda pula dalam penyembuhannya. Tidak Semua orang dapat
menjadi anggota bantengan Mulyo Joyo,
asalkan memunyai kemauan dan mau belajar untuk
melestarikan kesenian bantengan mereka dapat menjadi anggota bantengan
komunitas tersebut.
Peralatan yang digunakan sebelum melakukan Bantengan
adalah 3 ketipung, 1 jidor, 20 kepala banteng
besar dan kecil, cemeti
dengan panjang 30m, 3 macan, 1
bedesan, 1
buah kostum abangan. Ritual pertama yang dilakukan adalah meminta izin dari
bedah kerawang dusun Krajan agar acara berjalanan dengan lancar, kemudian
menyiapkan sesajen berupa kemenyan, bunga-bunga, dan minyak wangi untuk
mengundang makhluk astral.
Pertunjukan bantengan Mulyo Joyo dilakukan setiap 36 hari sekali, tepatnya
setiap sabtu kliwon.Bapak Atim selaku
penanggungjawab bantengan Mulyo Joyo beralamatkan di Lor sawah Dusun KrajanRT
38 RW 07 Desa Pandesari Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang.
1 komentar:
Tulis komentarBerikut Ini Beberapa Situs Toto Slot Online :
ReplyFUJI188
MANJA4D
TIS4D
WOKEBET
PETANI88
PANTAI88
Daftar FUJI188
Markas Prediksi
Situs Togel Online
Agen Bola SBOBET
Berita Seputar Nasinal Dan International :
Berita Terkini
Global News
Grup Prediksi Toto